12 januari 2011. Dimana seorang kawan seperjuangan saya sedang berulang tahun.
Pagi. Ya pagi-pagi sekali aku telah berangkat kekampus. Aku kuliah masih nanti tapi pagi ini ada kerjaan. Ya. Kerjaan. Kerjaan. Ta bisa “kerjaan” ini aku jadi kambing hitam karna sesungguhnya memang bukan “ia” yg salah, ya saya yang salah. Huff.
Pagi-pagi sekali saya telah berangkat kekampus. Saya ingat saya kuliah jam 8 jd saya akan rapat 1 jam saja, sebelum berangkat, saya cek lagi, ternyata kuliah saya jam 9. Saya akan nganggur 2 jam setelah rapat. Hanya itu. Saya ta mengecek hal lainnya. Ckckck. Entahlah saya memang melankolis sejati disini apa ceroboh. Saya hanya memikirkan, kerjaan pagi ini harus selesai baru saya bisa memikirkan hal lain (melankolis kah?) tapi saya tidak mengecek jadwal saya selama 1 hari. Ya setelah rapat, dengan waktu kosong yang tersisa, saya ke sekre. Mengerjakan kerjaan2 lain yang bisa saya kerjakan terlebih dahulu sekarang. Jam 9 kurang 10, saya keluar dari sekre, beranjak ketempat kuliah. Tapi sebelumnya saya akan memberikan surat-surat ke seorang senior (mungkin disini kembali saya sadar, mungkin saya yang lalai atau saya yang ta memperhitungkan waktu. Huaaa >.< rasanya ingin memekik menyesalll~o~). Saat ketemu senior (agak lama n sulit memanggilnya) saya bertemu senior-senior lain yang memang ada urusan. Dan tanpa sadar mungkin waktu 10 menit yang tersisa tadi sudah lewat dengan sangat baik. Saya segera berlari ke ruang kuliah,,,,,,,, tapi rupanya saya tidak sadar kalau dosen hari ini tipe yang on time n ga ngizinin seorang muridpun yang masuk kalo ga on time. Alhasil, saya tidak kuliah....
T.T rasanya menyesal sekali. Dari pagi saya berangkat tapi saya malah ga kuliah. Jadi ngerasa sia-sia banget gue di biayain kuliah sama ortu. Huff. =’(. Yahh,, memang mungkin niat saya kali yang mikirin kerjaan bukan kuliah. Ya. Terbukti hadits arba’in yang pertama
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah e bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan([1]) tergantung niatnya([2]). Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya ([3]) karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
Jadi nyesel... jadi merasa bersalah sama ayah ibu... T.T
