Rabu, 14 Februari 2018

Suntikan Semangat dan Niat #JumatKulwapODOP

Aku mengikuti group one Day one post (ODOP) awalnya ingin membiasakan kembali curhat lewat tulisan apalagi sejak punya anak. Cuma benar-benar pengen bisa tetap waras jadi ibu. Tiap minggu mencoba mencicil menulis sedikit demi sedikit, yang awalnya berat jadi asyik, yang awalnya cuma curhat malah jadi bisa menemukan hikmah dari setiap kejadian yang dialami. Bergabung di group ini akhirnya jadi hal yang 'nagih' buat aku konsisten menulis, jadi saranaku buat menulis lebih baik lagi, jadi wadahku buat niat nulis bukan cuma curhat tapi bisa berbagi informasi dan pengalaman.

Ketika akhirnya bergabung di group whatsapp nyatanya group ini bukan cuma bikin 'nagih' tapi jadi 'candu' ke diri saya agar lebih baik lagi, karena selain belajar konsisten menulis, aku belajar juga konsisten membaca di thread rabu baca buku.

Tapi kali ini rasanya ada sentilan keras pas ikut jumat kulwap minggu ini oleh Mba Monik. Teringat kembali impian untuk sekolah lagi, impian yang hampir berdebu tak pernah terlintas di fikiran ketika sudah memiliki anak. Jujur memang belum pernah baca bukunya mba monik, Groningen Mom's Journal, namun merasakan sebuah semangat perjuangan untuk sekolah lagi sebagai seorang ibu, perjuangan seorang ibu untuk berbagi kisah dan pengalamannya, perjuangan seorang ibu menuliskan ceritanya kemudian membukukannya, sebuah perjuangan memenej waktu, berbagi peran sebagai penulis yang ingin berbagi, ibu, istri, dan siswa.

Ada sebuah pelajaran yang aku ambil yaitu tentang keinginan berbagi, berdakwah dengan media apapun, tentang tujuan menulis dan membukukan tulisannya.
Insyaallah jika niat kita baik, niat kita lurus, Allah yang akan memudahkan jalannya. Baik dalam menulis, menerbitkan buku, dan bersekolah lagi. Terimakasih Mba Monik suntikan semangat, bekas suntikannya terasa banget. 💓💓

| Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya..................... |

#JumatKulwapODOP

Bedah Buku Diary Pintar Menyusui dan MPASI (Part 1)

Ketika anak telah hadir, kita sebagai orang tua sangat banyak butuh persiapan, terutama persiapan ilmu. Buku ini reccomended sebagai bahan rujukan buat para ibu dan calon ibu untuk belajar mengenai asi dan mpasi. Buku ini terdiri dari dua bab, bab pertama mengenai menyusui dan bab kedua mengenai MPASI (Makanan pendamping asi). Cocok banget buat ibu-ibu baru jaman now (😅😂) yang banyak sekali terpaan perlengkapan bayi yang kita ga tau sebenarnya kita butuhkan atau tidak.

Di bab pertama membahas asi eksklusif yaitu memberikan HANYA ASI kepada kepada bayi, tanpa makanan dan minum lain sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi. Di buku juga diajarkan cara menyusui yang baik dan benar. Jangan buru-buru berikan susu formula ketika anak lahir, sementara asi belum keluar. Sejatinya bayi baru lahir masih memiliki cadangan gula dari ibunya sehingga kita sebagai ibu masih harus mengusahakan asi keluar dalam waktu 3 hari. Oiya, yang keluar di awal adalah kolostrum (cairan bewarna jernih) jika sudah 4 hari barulah keluar asi matur bewarna putih susu.

Di buku ini juga dibahas nutrisi untuk ibu menyusui, dibalik banyaknya "kata orang" ibu menyusui cuma boleh makan ini, makan itu tidak boleh, dll. Nyatanya ibu menyusui harus mendapat gizi seimbang terdiri dari 3 gizi zat utama yaitu:
1. Zat tenaga (karbohidrat, lemak)
2. Zat pembangun (protein)
3. Zat pengatur (vitamin, mineral)

Ketika menyusui salah satu hal terpenting lainnya yaitu let down reflex (LDR)/reflex oksitosin, sesuai namanya oksitosin sangat dipengaruhi oleh emosional si ibu menyusui, LDR berguna untuk mengalirkan asi terutama lemak asi. Jadi penting banget menjaga moodnya ibu menyusui ya ibu bapak.. Jaga perasaannya.. (Apalagi pas lagi berkunjung berkomentar ini itu negatif *banyak busui yang curhat begitu soalnya).. Buat ibu-ibu ketika menyusui buang jauh emosi negatif ya (Rasa sakit, kurang percaya diri, sedih, khawatir). Salah satu yang sering bikin rasa sakit karena posisi menyusui yanh belum tepat.

Ketika selesai menyusui penting kita lakukan sendawa (ada gambarnya di buku😅). Terus gimana ya kita bisa tahu asinya cukup bayi? Salah satu indikatornya adalah BAK minimal 6x/24 jam, bewarna jernih atau kuning muda.

Oiya di buku juga ada pembahasan mengenai cara memperbanyak asi, solusi untuk tetep memberikan ASI pada ibu bekerja, dan mitos menyusui sambil hamil lagi.

Bukunya padat, memang benar poin penting aja. Membahas banyak kegalauan ibu baru kala mau menyusui anaknya. Sampai mitos tentang tetap menyusui ketika hamil lagi. Jadi klo mau ngereview banyak banget 😅

Jumat, 09 Februari 2018

Bakat dan surat cinta

Minggu ini kembali mendapat PR yang mengejutkan dari kelas matrikulasi IIP.  Senang rasanya karena ditiap minggu pr tersebut membuat kita lebih mendalami diri kita, pasangan kita, dan keluarga kita. Dan PR tersebut kembali meluruskan tujuan hidupku, visi misi keluargaku, seperti PR minggu ini.

Diawali dengan membuat surat cinta untuk suami. Naah pas banget hari itu kita lagi berantem anak kecil (😅😌).   Rasanya buat bikin surat cinta itu lagi ogah banget (padahal kesehariannya istrinya suka usil ngegombal). Tapi PR kali ini rasanya berat banget karena lagi diem-dieman. Berkali-kali ngulang isi percakapan group matrikulasi biar menyadarkan diri, agar ego diri bisa menguap. Akhirnya sadar juga sepertinya kami sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan kami, dengan target dan pencapaian hidup kami, yang sangat 'dunia'. Apalagi kami yang orang tua baru butuh waktu banyak belajar membesarkan anak kami. Aku tersadar kembali, ah, kami lebih tepatnya aku sebagian ibu dan istri sudah terlalu lupa visi misi awal keluarga kami.

Kemudian aku mencoba membuat nice Homewark itu. Pas suami pulang kerja, aku selipkan di handphone nya. Suami cuma menanggapi "ini apaan say kamu selipin di hp aku?", "baca saja" jawabku (ceritanya masih sisa ngambek kemarin 😅🙈). Besok paginya lantaran kita lagi fokus dengan 'kita mau apa, mau kerja seperti apa (salah satu pencetus bertengkar kemarin), akhirnya nyuruh suami ngisi temubakat.com abis ngisi itu, kita diskusi sama-sama. Walaupun udah bisa duga bakat terbesar suami. Kita berlanjut diskusi berdasarkan tes, mencoba mereview surat kemarin ke pak suami (karena berhubung isi suratnya ada tentang kelebihan bakat suami sampai kita dipersatukan dalam sebuah keluarga), visi misi keluarga kita yang mulai berdebu terlupa.

Pagi ini kami berdiskusi tentang potensi kami, diskusi hasil dari temubakat.com dengan baiknya bekerja di ranah seperti apa, Diskusi visi misi kami yang tak segampang itu nyatanya setelah beneran punya anak (😅). Bakat suami terbesar itu di networking sementara saya pada melayani dan memberi, sesuai banget sama profesi yang kami jalani alhamdulillah. Ah tapi terlepas dari kesesuaian bakat dengan profesi kehidupan di dunia kami, ada yang lebih dalam maknanya. Kebersamaan kami dalam ikatan, mitsaqaan ghaliza. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan yang ada didiri kami, kebersamaan kami seperti prinsip kerja enzim dan substratnya, key and lock, cocok-pas-lengkap, dan hasil keterikatan itu bermanfaat  untuk seluruh tubuh. Kebersamaan kami membuat kami bisa saling berbagi ilmu ketika diantara kami ada yang belum tahu, pengingat kebaikan diantara kami, sarana belajar kami menjadi pribadi lebih baik lagi, wadah kesyukuran kami.

Kami dikarunia seorang anak laki-laki yang baru lewat 6 bulan setelah setengah tahun lebih kami menanti. Penantian menunggu anak ternyata masih juga rasa sabar diri ini ketika menghadapinya. Kehadiran anak kami, membuat kami belajar banyak hal, sebagai pribadi dan sebagai orang tua. Terutama pelajaran besar untuk diriku agar bisa semakin luas sabar dan syukurnya. Kehadiran anak pun membuat kita semakin memuliakan orang tua kita, karena realitanya pasti penuh perjuangan orang tua kami membesarkan kami. Hal terbesar yang aku perhatikan sebagai ibu adalah ketertarikan yang luar biasa anakku terhadap buku, mau buku pelajaran, novel, Al-Qur’an (belum melihat ketertarikan yang lebih besar selain ini), karena di kedua keluarga besar aku dan suami, keduanya sangat suka baca buku.

Alhamdulillah aku berada di lingkungan berislam sangat baik, kedua keluarga yang cukup kental keislamannya, lingkungan yang sudah terkondisikan dengan islam yang cukup kuat, sehingga kami sekeluarga sangat bisa berislam dengan baik, mencari ilmu agama dengan mudah.

Sebuah kesyukuran tak terhingga dapat bersama suami, anak, dan keluarga serta lingkungan berislam yang sangat bagus, sehingga aku bisa tetap berada di kereta kebaikan, berlomba menambah ketaatan teruntuk Rabbku, Yang Maha Pencipta.

Rabu, 14 Februari 2018

Suntikan Semangat dan Niat #JumatKulwapODOP

Aku mengikuti group one Day one post (ODOP) awalnya ingin membiasakan kembali curhat lewat tulisan apalagi sejak punya anak. Cuma benar-benar pengen bisa tetap waras jadi ibu. Tiap minggu mencoba mencicil menulis sedikit demi sedikit, yang awalnya berat jadi asyik, yang awalnya cuma curhat malah jadi bisa menemukan hikmah dari setiap kejadian yang dialami. Bergabung di group ini akhirnya jadi hal yang 'nagih' buat aku konsisten menulis, jadi saranaku buat menulis lebih baik lagi, jadi wadahku buat niat nulis bukan cuma curhat tapi bisa berbagi informasi dan pengalaman.

Ketika akhirnya bergabung di group whatsapp nyatanya group ini bukan cuma bikin 'nagih' tapi jadi 'candu' ke diri saya agar lebih baik lagi, karena selain belajar konsisten menulis, aku belajar juga konsisten membaca di thread rabu baca buku.

Tapi kali ini rasanya ada sentilan keras pas ikut jumat kulwap minggu ini oleh Mba Monik. Teringat kembali impian untuk sekolah lagi, impian yang hampir berdebu tak pernah terlintas di fikiran ketika sudah memiliki anak. Jujur memang belum pernah baca bukunya mba monik, Groningen Mom's Journal, namun merasakan sebuah semangat perjuangan untuk sekolah lagi sebagai seorang ibu, perjuangan seorang ibu untuk berbagi kisah dan pengalamannya, perjuangan seorang ibu menuliskan ceritanya kemudian membukukannya, sebuah perjuangan memenej waktu, berbagi peran sebagai penulis yang ingin berbagi, ibu, istri, dan siswa.

Ada sebuah pelajaran yang aku ambil yaitu tentang keinginan berbagi, berdakwah dengan media apapun, tentang tujuan menulis dan membukukan tulisannya.
Insyaallah jika niat kita baik, niat kita lurus, Allah yang akan memudahkan jalannya. Baik dalam menulis, menerbitkan buku, dan bersekolah lagi. Terimakasih Mba Monik suntikan semangat, bekas suntikannya terasa banget. 💓💓

| Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya..................... |

#JumatKulwapODOP

Bedah Buku Diary Pintar Menyusui dan MPASI (Part 1)

Ketika anak telah hadir, kita sebagai orang tua sangat banyak butuh persiapan, terutama persiapan ilmu. Buku ini reccomended sebagai bahan rujukan buat para ibu dan calon ibu untuk belajar mengenai asi dan mpasi. Buku ini terdiri dari dua bab, bab pertama mengenai menyusui dan bab kedua mengenai MPASI (Makanan pendamping asi). Cocok banget buat ibu-ibu baru jaman now (😅😂) yang banyak sekali terpaan perlengkapan bayi yang kita ga tau sebenarnya kita butuhkan atau tidak.

Di bab pertama membahas asi eksklusif yaitu memberikan HANYA ASI kepada kepada bayi, tanpa makanan dan minum lain sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi. Di buku juga diajarkan cara menyusui yang baik dan benar. Jangan buru-buru berikan susu formula ketika anak lahir, sementara asi belum keluar. Sejatinya bayi baru lahir masih memiliki cadangan gula dari ibunya sehingga kita sebagai ibu masih harus mengusahakan asi keluar dalam waktu 3 hari. Oiya, yang keluar di awal adalah kolostrum (cairan bewarna jernih) jika sudah 4 hari barulah keluar asi matur bewarna putih susu.

Di buku ini juga dibahas nutrisi untuk ibu menyusui, dibalik banyaknya "kata orang" ibu menyusui cuma boleh makan ini, makan itu tidak boleh, dll. Nyatanya ibu menyusui harus mendapat gizi seimbang terdiri dari 3 gizi zat utama yaitu:
1. Zat tenaga (karbohidrat, lemak)
2. Zat pembangun (protein)
3. Zat pengatur (vitamin, mineral)

Ketika menyusui salah satu hal terpenting lainnya yaitu let down reflex (LDR)/reflex oksitosin, sesuai namanya oksitosin sangat dipengaruhi oleh emosional si ibu menyusui, LDR berguna untuk mengalirkan asi terutama lemak asi. Jadi penting banget menjaga moodnya ibu menyusui ya ibu bapak.. Jaga perasaannya.. (Apalagi pas lagi berkunjung berkomentar ini itu negatif *banyak busui yang curhat begitu soalnya).. Buat ibu-ibu ketika menyusui buang jauh emosi negatif ya (Rasa sakit, kurang percaya diri, sedih, khawatir). Salah satu yang sering bikin rasa sakit karena posisi menyusui yanh belum tepat.

Ketika selesai menyusui penting kita lakukan sendawa (ada gambarnya di buku😅). Terus gimana ya kita bisa tahu asinya cukup bayi? Salah satu indikatornya adalah BAK minimal 6x/24 jam, bewarna jernih atau kuning muda.

Oiya di buku juga ada pembahasan mengenai cara memperbanyak asi, solusi untuk tetep memberikan ASI pada ibu bekerja, dan mitos menyusui sambil hamil lagi.

Bukunya padat, memang benar poin penting aja. Membahas banyak kegalauan ibu baru kala mau menyusui anaknya. Sampai mitos tentang tetap menyusui ketika hamil lagi. Jadi klo mau ngereview banyak banget 😅

Jumat, 09 Februari 2018

Bakat dan surat cinta

Minggu ini kembali mendapat PR yang mengejutkan dari kelas matrikulasi IIP.  Senang rasanya karena ditiap minggu pr tersebut membuat kita lebih mendalami diri kita, pasangan kita, dan keluarga kita. Dan PR tersebut kembali meluruskan tujuan hidupku, visi misi keluargaku, seperti PR minggu ini.

Diawali dengan membuat surat cinta untuk suami. Naah pas banget hari itu kita lagi berantem anak kecil (😅😌).   Rasanya buat bikin surat cinta itu lagi ogah banget (padahal kesehariannya istrinya suka usil ngegombal). Tapi PR kali ini rasanya berat banget karena lagi diem-dieman. Berkali-kali ngulang isi percakapan group matrikulasi biar menyadarkan diri, agar ego diri bisa menguap. Akhirnya sadar juga sepertinya kami sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan kami, dengan target dan pencapaian hidup kami, yang sangat 'dunia'. Apalagi kami yang orang tua baru butuh waktu banyak belajar membesarkan anak kami. Aku tersadar kembali, ah, kami lebih tepatnya aku sebagian ibu dan istri sudah terlalu lupa visi misi awal keluarga kami.

Kemudian aku mencoba membuat nice Homewark itu. Pas suami pulang kerja, aku selipkan di handphone nya. Suami cuma menanggapi "ini apaan say kamu selipin di hp aku?", "baca saja" jawabku (ceritanya masih sisa ngambek kemarin 😅🙈). Besok paginya lantaran kita lagi fokus dengan 'kita mau apa, mau kerja seperti apa (salah satu pencetus bertengkar kemarin), akhirnya nyuruh suami ngisi temubakat.com abis ngisi itu, kita diskusi sama-sama. Walaupun udah bisa duga bakat terbesar suami. Kita berlanjut diskusi berdasarkan tes, mencoba mereview surat kemarin ke pak suami (karena berhubung isi suratnya ada tentang kelebihan bakat suami sampai kita dipersatukan dalam sebuah keluarga), visi misi keluarga kita yang mulai berdebu terlupa.

Pagi ini kami berdiskusi tentang potensi kami, diskusi hasil dari temubakat.com dengan baiknya bekerja di ranah seperti apa, Diskusi visi misi kami yang tak segampang itu nyatanya setelah beneran punya anak (😅). Bakat suami terbesar itu di networking sementara saya pada melayani dan memberi, sesuai banget sama profesi yang kami jalani alhamdulillah. Ah tapi terlepas dari kesesuaian bakat dengan profesi kehidupan di dunia kami, ada yang lebih dalam maknanya. Kebersamaan kami dalam ikatan, mitsaqaan ghaliza. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan yang ada didiri kami, kebersamaan kami seperti prinsip kerja enzim dan substratnya, key and lock, cocok-pas-lengkap, dan hasil keterikatan itu bermanfaat  untuk seluruh tubuh. Kebersamaan kami membuat kami bisa saling berbagi ilmu ketika diantara kami ada yang belum tahu, pengingat kebaikan diantara kami, sarana belajar kami menjadi pribadi lebih baik lagi, wadah kesyukuran kami.

Kami dikarunia seorang anak laki-laki yang baru lewat 6 bulan setelah setengah tahun lebih kami menanti. Penantian menunggu anak ternyata masih juga rasa sabar diri ini ketika menghadapinya. Kehadiran anak kami, membuat kami belajar banyak hal, sebagai pribadi dan sebagai orang tua. Terutama pelajaran besar untuk diriku agar bisa semakin luas sabar dan syukurnya. Kehadiran anak pun membuat kita semakin memuliakan orang tua kita, karena realitanya pasti penuh perjuangan orang tua kami membesarkan kami. Hal terbesar yang aku perhatikan sebagai ibu adalah ketertarikan yang luar biasa anakku terhadap buku, mau buku pelajaran, novel, Al-Qur’an (belum melihat ketertarikan yang lebih besar selain ini), karena di kedua keluarga besar aku dan suami, keduanya sangat suka baca buku.

Alhamdulillah aku berada di lingkungan berislam sangat baik, kedua keluarga yang cukup kental keislamannya, lingkungan yang sudah terkondisikan dengan islam yang cukup kuat, sehingga kami sekeluarga sangat bisa berislam dengan baik, mencari ilmu agama dengan mudah.

Sebuah kesyukuran tak terhingga dapat bersama suami, anak, dan keluarga serta lingkungan berislam yang sangat bagus, sehingga aku bisa tetap berada di kereta kebaikan, berlomba menambah ketaatan teruntuk Rabbku, Yang Maha Pencipta.