Bissmillahirrahmanirrahim
Sedih,
kecewa, kesal rasanya ketika seseorang mengeluarkan “kata-kata negative”
terhadap anak kader karna sikap atau perilaku nya tidak sama dengan orang tua
nya…. Apalagi ketika itu di depan umum, atau di depan banyak orang yang
mendengar…
Saya
harap tulisan ini tidak menggambarkan kemarahan hanya ingin berharap semoga sedikit dapat membukakan mata
dan hati orang-orang…
Ingin
kubuka dengan sebuah ayat:
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ
أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat
memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang
mau menerima petunjuk.” (QS Al-Qasas: 56)
Ketika itu, paman Nabi Muhammad SAW tetap tidak mengucapkan
syahadat sampai akhir hayatnya. Walaupun paman nabi, Abu Thalib banyak membantu
dan mendukung Rasulullsah SAW tapi tetap semua kehendak Allah SWT.
Begitu beriman orang tua, memiliki sejarah berdakwah yang
sudah banyak, orang tua kader dan tidak kader pun tetap berdakwah dan
mengajarkan anak-anaknya ke arah kebaikan… orang tua akan terus berusaha tapi
semua urusan diserahkan kepada Allah SWT..
Di sisi lain, saya pun berpendapat… walaupun ‘segajlukan’nya
anak kader tapi saya merasa anak kader dijaga dalam kebaikan-kebaikan… memang
ada anak kader yang perbuatan atau sikapnya jauh dari norma-norma yang kita
pahami tapi banyak juga loh anak kader yang baik dan berprestasi… penghafal
Al-Qur’an juga banyak anak kader… Yang jadi kader lagi juga bejibun banyak…
terkadang kita melihat hanya dari sudut pandang berbeda… anak-anak kader yang
banyak dibilang ‘gajlukan’ atau tidak sesuai sama norma kader yg ada (loh? Ada ga
ya?) itu juga masih tarbiyah kok walau masih bolong-bolong… masih ada perbuatan
baik yang mereka lakukan… jangan di anggap anak kader harus kaya orang tua atau
kaya ikhwan akhwat lain yang jilbabnya harus lebaaarrr, yang pakai celana bahan
atau tanda sujudnya atau apalah yang menandakan ikhwan akhwat… tak perlu
jauh-jauh, adik saya pun (semoga rahmat, berkah rezeki selalu dilapangkan
untuknya dan kuburnya meruapakan sepotong taman syurga) pernah gondrong, kaya
preman, malah sampai bergabung ke kelompok yang bersisihan dengan tarbiyah,
buat disuruh liqo puun susaahnyaa… tapi ketika aku tanya kepadanya “kenapa kamu ga liqo? Kenapa kamu gabung sama
kelompok yang jelas-jelas bersisihan dengan keluarga kita, partai kita?”
kemudian adikku menjawab “kak, kalau misalnya kita temennya sama yang kaya
gitu, siapa yang mau berdakwah n ngajakin ke yang preman-preman? Kita juga bisa
melebarkan sayap dakwah ke preman-preman itu kak.. dan bisa terbentuk kelompok
liqo barengan sama mereka…” aku hanya terbengong. Kadang aku ber negative thinking
dan tak melihat dari sisi lain… tak harus semua anak kader mainnya sama akhwat
ikhwan juga bisa ke preman… sama juga kaya ikhwan akhwat ga harus ngumpul nya
sama ikhan akhwat juga… cukup berkumpul nya dibelakang layar ajaJ
Dan kita juga tidak bisa menjudge seseorang baik atau buruk
malah sampai bilang ke orang-orang… kita
benar-benar bisa tahu seseorang adalah baik atau buruk malah ketika seseorang
tersebut wafat…. Apakah wafatnya husnul khatimah atau tidak… apakah wajahnya
ketika wafat begitu ketakutan atau dalam keadaan teduh…. Itulah kita
benar-benar baru tahu dia seseorang yang baik lagi benar atau tidak….
Anak
kader oh anak kader… nasipp terkadang karena memang diri nya tak pernah lepas
dari bayang orang tua nya…
Tapi
satu hal jangan pernah karna kelakuan anak kader jadi orang tua kami yang kena…
sungguh aku begitu sedih ketika seorang berkata di sebuah dauroh “saking
sibuknya orang tua nya sampai anak nya tak tersentuh…”
Tolong
jangan salahkan orang tua, karena orang tua pasti berusaha mengajarkan kebaikan
kepada anak-anaknya… sungguh jangan berkata seperti itu apalagi untuk seseorang
yang belum menjadi orang tua… tidak pantas rasanya kita menjudge
ketidakberhasilan orang tua dalam mendidik anak sementara kita belum pernah
berada di posisi itu… kalau misalnya anakmu sudah baik, sudah jadi penghafal
Al-Qur’an semua, atau jadi ikhwan akhwat semua, kalau misalnya suatu saat kamu sudah seperti itu pun, saya
rasa sebagai orang tua yang baik tak kan berkata hal tersebut… seperti
menjelek-jelekkan saudara sendiri… jika memang itu pelajaran bagimu cukup
pelajaran bagimu… jangan disebarkan ke orang-orang apalagi pakai merk “anak nya
abi itu, anaknya ummi ini…”
Saya
berkata seperti ini karna saya pun pernah berada di posisi tersebut, ketika
saya pernah sekali berlaku tidak jujur, wakil kepala sekolah memanggilku dan
berkata “saya kecewa dengan kamu… kamu anaknya ini itu dll tapi kenapa kamu
bisa seperti ini…” sungguh aku rasa nya seperti menjatuhkan sendiri kedua orang
tua ku walaupun tidak pernah jadi bicaraan orang, hanya berdua dan Allah yang
tau… tapi itu saja cukup membuat saya terpukul apalagi dibicarakan luas oleh
orang-orang, apakah pernah merasakan posisi sebagai anak kader tersebut?
Aku
memang anak Ummi Abi ku… tapi inilah Aku.
Karena
taukah? Masa akan berubah….
Sebagai
anak kader pasti terus berjuang untuk melakukan yang terbaik bagi Ummi Abi nya…
dan Ummi abi nya pasti berjuang yang terbaik untuk putra-putri shalih wa
shalihat nya…
Wallahu
a’lam bish shawab
Ini
hanya tulisan ku dari sisi anak kader biasa seperti ku….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar