Senin, 04 Desember 2017

Apakah aku gagal sebagai ibu?

Menjadi seorang ibu yang bekerja hal yang sulit namun aku percaya, pasti bisa.

Hari ini aku memulai bekerja seharian, tidak lagi setengah hari. Cukup mendadak dan juga seharian sehingga tidak terfikir mencari tempat menitipkan anak. Alhamdulillah pekerjaanku bukan pekerjaan yang mengharuskan aku harus full time ngerjain kerjaan, bisa disambi😳.
Dan ternyata itu menjadi sebuah rasa kegagalanku sebagai ibu.

Belum sampai sejam suami ngedropin aku di tempat bekerja, bayiku yang baru genap 4 bulan tiba-tiba menangis kencang, disusui ia menolak,ditimang-timang, digendong agar ia tidurpun juga tidak mau, dan berbagai macam cara pun dilakukan agar ia tenang. Kerja? Ah sudah tak terfikir.

Muncul berbagai macam teori hasil belajarku di group-group parenting yang menakutiku. Ketakutanku muncul nanti anak ini kalau begini jadinya begini. Kalau begitu jadinya ga bagus, dan lain sebagai hal.
Aku mencoba tenang semampuku. Yah, dari teori yang kudapat kecemasanku bisa menular ke bayiku. Ah belum lunas ketenanganku, sorotan orang-orang dan berbagai macam pendapat yang muncul menyerangku.

Ah, apakah aku bukan ibu yang baik? Gagalkah aku sebagian ibu?

Suamipun tak bisa membantu karena tiba-tiba harus ada rapat. Bayiku masih menangis menjerit. Aku give up dan memilih pulang ke rumah.

Aku benar merasa gagal. Dan berbagai macam teori parenting muncul di kepalaku, menakutiku. Aku takut. Aku panik. Akhirnya setelah berbagai macam drama terjadi, aku dan bayiku tertidur kelelahan sampai sore.

Ah tapi masih belum hilang ketakutanku.
Aku kebanyakan menyerap ilmu parenting, pikirku.
Yah setidaknya itu seperti alasan pembelaan diri dariku.
Aku jadi gampang takut, panik, dan lebih emosi.
Bukankah teori boleh berkomentar, tapi tetap Allah yang Maha Kuasa?

Hanya sekedar curhat. Bukan menyalahkan teori dan keilmuan. Karena diri ini yang masih belum sanggup menerapkan semua teori disebabkan keterbatasan diriku. Bukan juga tentang ibu bekerja dan ibu dirumah.

2 komentar:

  1. Saya pun suka begitu. Masih punya banyak mimpi tapi suka ngelus dada liat anak masih kecil. Mungkin belum saatnya buat Kita. InsyaAllah dengan berusaha lambat laun bisa memenuhi apa yang dimaui

    BalasHapus

Senin, 04 Desember 2017

Apakah aku gagal sebagai ibu?

Menjadi seorang ibu yang bekerja hal yang sulit namun aku percaya, pasti bisa.

Hari ini aku memulai bekerja seharian, tidak lagi setengah hari. Cukup mendadak dan juga seharian sehingga tidak terfikir mencari tempat menitipkan anak. Alhamdulillah pekerjaanku bukan pekerjaan yang mengharuskan aku harus full time ngerjain kerjaan, bisa disambi😳.
Dan ternyata itu menjadi sebuah rasa kegagalanku sebagai ibu.

Belum sampai sejam suami ngedropin aku di tempat bekerja, bayiku yang baru genap 4 bulan tiba-tiba menangis kencang, disusui ia menolak,ditimang-timang, digendong agar ia tidurpun juga tidak mau, dan berbagai macam cara pun dilakukan agar ia tenang. Kerja? Ah sudah tak terfikir.

Muncul berbagai macam teori hasil belajarku di group-group parenting yang menakutiku. Ketakutanku muncul nanti anak ini kalau begini jadinya begini. Kalau begitu jadinya ga bagus, dan lain sebagai hal.
Aku mencoba tenang semampuku. Yah, dari teori yang kudapat kecemasanku bisa menular ke bayiku. Ah belum lunas ketenanganku, sorotan orang-orang dan berbagai macam pendapat yang muncul menyerangku.

Ah, apakah aku bukan ibu yang baik? Gagalkah aku sebagian ibu?

Suamipun tak bisa membantu karena tiba-tiba harus ada rapat. Bayiku masih menangis menjerit. Aku give up dan memilih pulang ke rumah.

Aku benar merasa gagal. Dan berbagai macam teori parenting muncul di kepalaku, menakutiku. Aku takut. Aku panik. Akhirnya setelah berbagai macam drama terjadi, aku dan bayiku tertidur kelelahan sampai sore.

Ah tapi masih belum hilang ketakutanku.
Aku kebanyakan menyerap ilmu parenting, pikirku.
Yah setidaknya itu seperti alasan pembelaan diri dariku.
Aku jadi gampang takut, panik, dan lebih emosi.
Bukankah teori boleh berkomentar, tapi tetap Allah yang Maha Kuasa?

Hanya sekedar curhat. Bukan menyalahkan teori dan keilmuan. Karena diri ini yang masih belum sanggup menerapkan semua teori disebabkan keterbatasan diriku. Bukan juga tentang ibu bekerja dan ibu dirumah.

2 komentar:

  1. Saya pun suka begitu. Masih punya banyak mimpi tapi suka ngelus dada liat anak masih kecil. Mungkin belum saatnya buat Kita. InsyaAllah dengan berusaha lambat laun bisa memenuhi apa yang dimaui

    BalasHapus