Jumat, 19 Januari 2018

Berkata dan Berdoa yang Baik Kepada Anak

Seorang pemuda baik berniat ingin merantau ke kota, mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan, agar keluarganya memiliki kehidupan yang lebih baik. Kemudian ia meminta izin kepada ayahnya untuk pergi. Namun, sang ayah tak mengizinkan, si pemuda tetap memaksa untuk pergi. Hari kepergian sudah diputuskan, segala persiapannya ke kota telah siap, gembalaannya pun telah dititipkan ke temannya. Pemuda tetap memaksa pergi tanpa izin ayahnya. Ayahnya merupakan orang yang sholeh. Kemudian ayahnya berdoa agar anaknya diberi pelajaran karena ayahnya tak mengikhlaskan kepergiannya.

Di perjalanan, sang pemuda tiba-tiba tidak dapat melihat apapun. Sesampainya di rumah saudara mereka, sang pemuda berkata, "sebelum ini saya bisa melihat, mumpuni untuk menjadi pekerja terbaik kesini. Namun sekarang aku buta sehingga aku tidak bisa berbuat apapun." keluarga pemuda akhirnya membawanya kembali pulang ke desa. Betapa kaget dan sedih sang ayah melihat keadaan anaknya. Anaknya kita tidak bisa bekerja membantu keluarga mereka.
(📝dari buku semua ada saatnya)

Dalam buku tersebut diambil hikmah bahwa orang tua janganlah mendoakan yang buruk kepada anak. Terlepas dari sang anak telah berbuat kesalahan. Kita sebagai orang tua tetap harus menjaga doa dan ucapan kita.

Terlalu banyak kisah tentang doa dan ucapan orang tua yang sangat berpengaruh kepada anaknya. Terdapat juga kisah yang sangat manis tentang Imam Sudais (salah satu imam masjidil haram) ketika masih kecil, beliau pernah menumpahkan dan mengacak-acak makanan yg telah dipersiapkan ibunya untuk para tamu. Namun, sang ibu mengubah rasa kesal dan marahnya pada Sudais kecil dgn doa, "pergilah ke masjidil haram, hapalkan alquran, dan jadilah imam masjidil haram". Dan, doa itupun dikabulkan.. 😊

Maka duhai ayah bunda, doakan dan katakan selalu hal-hal terbaik untuk anakmu. Sekalipun, sekalipun ia sangat menjengkelkanmu, sekalipun kamu sangat kesal. Karena sejatinya ia hanya sedang belajar.
Katakanlah yang baik, doakan yang baik.

Pun nama dan panggilan yang baik harus disertakan.
“Sesungguhnya diantara kewajiban orangtua terhadap anaknya adalah mengajarinya menulis, memberikan nama yang baik, dan menikahkannya bila telah dewasa.” (HR. Ibnu Najar)

Acapkali kita sudah memberikan nama terbaik, namun terkadang kita mengeluarkan perkataan atau panggilan yang tidak baik atau men judge yang tidak baik, contoh: "wah malas ini anaknya", "kolokan anaknya" dll kenapa tidak kita ubah dengan kata positif dan penyemangat untuk anak.

Salah satu kisah menginspirasi adalah kisah Thomas Alfa Edison, ketika masih kecil sepulang sekolah ia memberikan sepucuk surat kepada ibunya, kemudian sang ibu dengan berlinang air mata membacakan isi surat itu di hadapan sang Putra, “Putra anda adalah anak yang jenius, sekolah ini terlalu kecil dan tidak memiliki guru yang cakap. Jadi anda harus mendidiknya sendiri.” itulah perkataan positif penyemangat untuk sang anak dari ibunya karena sebenernya isi surat tersebut berbunyi, “Putra anda adalah anak yang bodoh, kami tidak mengijinkannya untuk bersekolah disini lagi.”

Maka berkatalah yang baik, panggil ia dengan panggilan terbaik, doakan ia selalu dalam kebaikan😊.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 19 Januari 2018

Berkata dan Berdoa yang Baik Kepada Anak

Seorang pemuda baik berniat ingin merantau ke kota, mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan, agar keluarganya memiliki kehidupan yang lebih baik. Kemudian ia meminta izin kepada ayahnya untuk pergi. Namun, sang ayah tak mengizinkan, si pemuda tetap memaksa untuk pergi. Hari kepergian sudah diputuskan, segala persiapannya ke kota telah siap, gembalaannya pun telah dititipkan ke temannya. Pemuda tetap memaksa pergi tanpa izin ayahnya. Ayahnya merupakan orang yang sholeh. Kemudian ayahnya berdoa agar anaknya diberi pelajaran karena ayahnya tak mengikhlaskan kepergiannya.

Di perjalanan, sang pemuda tiba-tiba tidak dapat melihat apapun. Sesampainya di rumah saudara mereka, sang pemuda berkata, "sebelum ini saya bisa melihat, mumpuni untuk menjadi pekerja terbaik kesini. Namun sekarang aku buta sehingga aku tidak bisa berbuat apapun." keluarga pemuda akhirnya membawanya kembali pulang ke desa. Betapa kaget dan sedih sang ayah melihat keadaan anaknya. Anaknya kita tidak bisa bekerja membantu keluarga mereka.
(📝dari buku semua ada saatnya)

Dalam buku tersebut diambil hikmah bahwa orang tua janganlah mendoakan yang buruk kepada anak. Terlepas dari sang anak telah berbuat kesalahan. Kita sebagai orang tua tetap harus menjaga doa dan ucapan kita.

Terlalu banyak kisah tentang doa dan ucapan orang tua yang sangat berpengaruh kepada anaknya. Terdapat juga kisah yang sangat manis tentang Imam Sudais (salah satu imam masjidil haram) ketika masih kecil, beliau pernah menumpahkan dan mengacak-acak makanan yg telah dipersiapkan ibunya untuk para tamu. Namun, sang ibu mengubah rasa kesal dan marahnya pada Sudais kecil dgn doa, "pergilah ke masjidil haram, hapalkan alquran, dan jadilah imam masjidil haram". Dan, doa itupun dikabulkan.. 😊

Maka duhai ayah bunda, doakan dan katakan selalu hal-hal terbaik untuk anakmu. Sekalipun, sekalipun ia sangat menjengkelkanmu, sekalipun kamu sangat kesal. Karena sejatinya ia hanya sedang belajar.
Katakanlah yang baik, doakan yang baik.

Pun nama dan panggilan yang baik harus disertakan.
“Sesungguhnya diantara kewajiban orangtua terhadap anaknya adalah mengajarinya menulis, memberikan nama yang baik, dan menikahkannya bila telah dewasa.” (HR. Ibnu Najar)

Acapkali kita sudah memberikan nama terbaik, namun terkadang kita mengeluarkan perkataan atau panggilan yang tidak baik atau men judge yang tidak baik, contoh: "wah malas ini anaknya", "kolokan anaknya" dll kenapa tidak kita ubah dengan kata positif dan penyemangat untuk anak.

Salah satu kisah menginspirasi adalah kisah Thomas Alfa Edison, ketika masih kecil sepulang sekolah ia memberikan sepucuk surat kepada ibunya, kemudian sang ibu dengan berlinang air mata membacakan isi surat itu di hadapan sang Putra, “Putra anda adalah anak yang jenius, sekolah ini terlalu kecil dan tidak memiliki guru yang cakap. Jadi anda harus mendidiknya sendiri.” itulah perkataan positif penyemangat untuk sang anak dari ibunya karena sebenernya isi surat tersebut berbunyi, “Putra anda adalah anak yang bodoh, kami tidak mengijinkannya untuk bersekolah disini lagi.”

Maka berkatalah yang baik, panggil ia dengan panggilan terbaik, doakan ia selalu dalam kebaikan😊.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar