Senin, 22 Januari 2018

Difteri apa ya?

Difteri merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini menyerang infeksi selaput lendir tenggorokan serta hidung. Selain itu, bakteri tersebut menghasilkan eksotoksin yang mampu menganggu kerja jantung.

Penyebab :

Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyebaran bakteri ini dapat terjadi dengan mudah, terutama bagi orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri. Ada sejumlah cara penularan yang perlu diwaspadai, seperti:

1. Terhirup percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin atau batuk --> Ini merupakan cara penularan difteri yang paling umum.
2. Terkena barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, contohnya mainan atau handuk.
3. Sentuhan pada luka borok (ulkus) akibat difteri di kulit penderita --> Penularan ini umumnya terjadi pada penderita yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan kebersihannya tidak terjaga.

Gejala:

1. Demam
2. Nyeri kepala
3. Nafsu makan menurun
4. Nyeri saat menelan
5. Tonsil terlihat tertutup bercak putih kotor makin lama makin meluas dengan membentuk membran yang dapat meluas ke faring dan laring sehingga dapat menyumbat saluran nafas. Membran ini sangat melekat dengan dasarnya, apabila di kelupas maka akan berdarah
6. Kelenjar getah bening dapat membengkak (Bull Neck sign atau Burgermeesters hals)
7. Menyerang saraf kranial, menyebabkan kelumpuhkan otot pernafasan, jantung.

☝Karena gejala awal dari difteri yang mirip dengan gejala flu, maka kebanyakan orang tak menyadari bahwa kondisi yang sedang dialami adalah difteri. Namun pada penderita difteri, ia juga akan berkemungkinan mengalami yang namanya gangguan pada kulit seperti bisul yang tidak ada pada gejala flu🙋

Diagnosis dan Pengobatan Difteri :

Untuk menegakkan diagnosis difteri, awalnya dokter akan menanyakan beberapa hal seputar gejala yang dialami pasien. Dokter juga dapat mengambil sampel dari lendir di tenggorokan, hidung, atau ulkus di kulit untuk diperiksa di laboratorium.

Apabila seseorang diduga kuat tertular difteri, dokter akan segera memulai pengobatan, bahkan sebelum ada hasil laboratorium. Dokter akan menganjurkannya untuk menjalani perawatan dalam ruang isolasi di rumah sakit. Lalu langkah pengobatan akan dilakukan dengan 2 jenis obat, yaitu antibiotik dan antitoksin.

Komplikasi Difteri

Pengobatan difteri harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran sekaligus komplikasi yang serius, terutama pada penderita anak-anak. Diperkirakan 1 dari 5 penderita balita dan lansia di atas 40 tahun meninggal dunia akibat komplikasi difteri.

Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, toksin dari bakteri difteri dapat memicu beberapa komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 22 Januari 2018

Difteri apa ya?

Difteri merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini menyerang infeksi selaput lendir tenggorokan serta hidung. Selain itu, bakteri tersebut menghasilkan eksotoksin yang mampu menganggu kerja jantung.

Penyebab :

Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyebaran bakteri ini dapat terjadi dengan mudah, terutama bagi orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri. Ada sejumlah cara penularan yang perlu diwaspadai, seperti:

1. Terhirup percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin atau batuk --> Ini merupakan cara penularan difteri yang paling umum.
2. Terkena barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, contohnya mainan atau handuk.
3. Sentuhan pada luka borok (ulkus) akibat difteri di kulit penderita --> Penularan ini umumnya terjadi pada penderita yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan kebersihannya tidak terjaga.

Gejala:

1. Demam
2. Nyeri kepala
3. Nafsu makan menurun
4. Nyeri saat menelan
5. Tonsil terlihat tertutup bercak putih kotor makin lama makin meluas dengan membentuk membran yang dapat meluas ke faring dan laring sehingga dapat menyumbat saluran nafas. Membran ini sangat melekat dengan dasarnya, apabila di kelupas maka akan berdarah
6. Kelenjar getah bening dapat membengkak (Bull Neck sign atau Burgermeesters hals)
7. Menyerang saraf kranial, menyebabkan kelumpuhkan otot pernafasan, jantung.

☝Karena gejala awal dari difteri yang mirip dengan gejala flu, maka kebanyakan orang tak menyadari bahwa kondisi yang sedang dialami adalah difteri. Namun pada penderita difteri, ia juga akan berkemungkinan mengalami yang namanya gangguan pada kulit seperti bisul yang tidak ada pada gejala flu🙋

Diagnosis dan Pengobatan Difteri :

Untuk menegakkan diagnosis difteri, awalnya dokter akan menanyakan beberapa hal seputar gejala yang dialami pasien. Dokter juga dapat mengambil sampel dari lendir di tenggorokan, hidung, atau ulkus di kulit untuk diperiksa di laboratorium.

Apabila seseorang diduga kuat tertular difteri, dokter akan segera memulai pengobatan, bahkan sebelum ada hasil laboratorium. Dokter akan menganjurkannya untuk menjalani perawatan dalam ruang isolasi di rumah sakit. Lalu langkah pengobatan akan dilakukan dengan 2 jenis obat, yaitu antibiotik dan antitoksin.

Komplikasi Difteri

Pengobatan difteri harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran sekaligus komplikasi yang serius, terutama pada penderita anak-anak. Diperkirakan 1 dari 5 penderita balita dan lansia di atas 40 tahun meninggal dunia akibat komplikasi difteri.

Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, toksin dari bakteri difteri dapat memicu beberapa komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar