Jumat, 17 November 2017

Sebuah rasa

Rasa bperdasarkan kamus besar bahasa Indonesia adalah tanggapan indra terhadap rangsangan saraf, apa yang dialami oleh badan, dan juga dapat berbentuk tanggapan hati terhadap sesuatu.

~Kita tak pernah tau 'rasa' sebenarnya ketika kita belum pernah mencicipi berada di rasa/keadaan/posisi tersebut~

Seorang ibu dan putra kecilnya yang yatim serta setumpuk barang yang harus mereka bawa pulang ke kota, berdiri menunggu kendaraan umum yang lewat, maklum transportasi online belum mewarnai daerah tersebut, cukup lama mereka menunggu, beberapa kali kawan sang ibu lewat berlalu membawa kendaraan yang tujuannya sama dengan sang ibu, namun belum ada yang ingin memberikan tumpangan. Sang putra mulai gelisah dan menanyakan cara mereka pulang ke kota, sang ibu hanya menjawab "Allah yang akan menolong kita dan membawa kita pulang, nak."
Sebuah rasa yang disembunyikan sang ibu..
Sebagai orang tua yang sudah semakin menua berjuang sendiri untuk anak-anaknya, keluarganya.

Sebuah group ramai membicarakan sebuah profesional profesi.. Ada cerita kepuasan namun lebih banyak cerita kekecewaan dan keluhan.. Sebagai group isinya ibu-ibu tentulah tertuang berbagai macam rasa..

Sore itu, seorang bapak mencari istrinya karena habis bertengkar, menceritakan semua apa yang dirasakan
Kepada teman istrinya di bengkel, sampai semua orang dapat mengetahui kisah rumah tangganya.. Ntah apa yang akan dirasa istrinya jika tahu, semakin murung atau semakin murka?

Ah, rasa.
Berbagai macam bentuknya, berbagai macam warnanya, berbagai macam tanggapannya..
Ah, rasa.
Kita tak pernah bisa menghakimi sebuah rasa.
Bijaksanalah mengelola sebuah rasa.
Pun sebuah rasa cinta, amarah, kecewa, simpati, dan rasa rasa lainnya..
Karena kita tak berada di posisi itu.
Bijaksanalah..
Berpikir positiflah..
Menebarlah kebaikan sebanyak mungkin 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 17 November 2017

Sebuah rasa

Rasa bperdasarkan kamus besar bahasa Indonesia adalah tanggapan indra terhadap rangsangan saraf, apa yang dialami oleh badan, dan juga dapat berbentuk tanggapan hati terhadap sesuatu.

~Kita tak pernah tau 'rasa' sebenarnya ketika kita belum pernah mencicipi berada di rasa/keadaan/posisi tersebut~

Seorang ibu dan putra kecilnya yang yatim serta setumpuk barang yang harus mereka bawa pulang ke kota, berdiri menunggu kendaraan umum yang lewat, maklum transportasi online belum mewarnai daerah tersebut, cukup lama mereka menunggu, beberapa kali kawan sang ibu lewat berlalu membawa kendaraan yang tujuannya sama dengan sang ibu, namun belum ada yang ingin memberikan tumpangan. Sang putra mulai gelisah dan menanyakan cara mereka pulang ke kota, sang ibu hanya menjawab "Allah yang akan menolong kita dan membawa kita pulang, nak."
Sebuah rasa yang disembunyikan sang ibu..
Sebagai orang tua yang sudah semakin menua berjuang sendiri untuk anak-anaknya, keluarganya.

Sebuah group ramai membicarakan sebuah profesional profesi.. Ada cerita kepuasan namun lebih banyak cerita kekecewaan dan keluhan.. Sebagai group isinya ibu-ibu tentulah tertuang berbagai macam rasa..

Sore itu, seorang bapak mencari istrinya karena habis bertengkar, menceritakan semua apa yang dirasakan
Kepada teman istrinya di bengkel, sampai semua orang dapat mengetahui kisah rumah tangganya.. Ntah apa yang akan dirasa istrinya jika tahu, semakin murung atau semakin murka?

Ah, rasa.
Berbagai macam bentuknya, berbagai macam warnanya, berbagai macam tanggapannya..
Ah, rasa.
Kita tak pernah bisa menghakimi sebuah rasa.
Bijaksanalah mengelola sebuah rasa.
Pun sebuah rasa cinta, amarah, kecewa, simpati, dan rasa rasa lainnya..
Karena kita tak berada di posisi itu.
Bijaksanalah..
Berpikir positiflah..
Menebarlah kebaikan sebanyak mungkin 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar